1. Pengertian Khotbah
Bahasa Indonesia Kelas XI sebelas 11 SMA/MA Program untuk IPA dan IPS
Sebagai orang yang beragama dan beriman, kamu tentu sering mendengarkan
khotbah sesuai dengan agama yang kamu anut, bukan? Jika kamu seorang
muslim, setiap seminggu sekali pasti kamu mendengar khotbat Jumat di masjid.
Jika kamu seorang kristiani, setiap pergi ke gereja seorang pastur menyampaikan
khotbah kepada jemaatnya. Dan jika kamu menganut agama atau kepercayaan
lain, pastinya juga akan kamu dengarkan khotbah dari pemuka agama tersebut.
Khotbah adalah semacam pidato terutama yang menguraikan ajaran agama dan
kepercayaan. Orang yang berkhotbah dinamakan khotib.
2. Cara Menemukan Isi Pokok Khotbah
Pada saat mendengarkan sebuah khotbah, kamu harus memerhatikan
beberapa hal. Hal-hal yang perlu kamu lakukan adalah sebagai berikut.
a. Tulislah dahulu rincian dari khotbah, langkahnya sebagai berikut.
1) Tulis judul atau tema yang diangkat dalam khotbah.
2) Nama pengkhotbah dan latar belakangnya.
3) Waktu dan tempat khotbah.
b. Temukan isi pokok khotbah, langkahnya sebagai berikut.
1) Dengarkanlah dengan saksama dan penuh konsentrasi, khotbah yang akan
disampaikan.
2) Buatlah catatan kecil untuk mencatat kata-kata yang menjadi kunci garis
besar khotbah.
3) Susunlah kata-kata kunci menjadi sebuah kerangka dasar (pokok-pokok)
isi khotbah.
4) Mengembangkan kerangka khotbah menjadi sebuah rangkuman khotbah
yang baik, dengan tidak mengubah isinya.
3. Berlatih Mendengarkan Khotbah dan Menemukan Isi Pokoknya
Sebagai media berlatih, berikut ini ada dua teks khotbah. Coba dengarkan
dengan saksama sesuai dengan agama dan ajaran yang kamu anut (Islam atau
Protestan).
Namun, jika agamamu selain Islam dan Protestan kamu dapat mendengarkan
dan merekam khotbah menurut agamamu bersama temanmu yang seagama.
Khotbah 1 (Agama Islam)
Berkurban untuk Kebajikan dan Keteladanan
Oleh Faozan Amar, S.Ag, M.M.
Allahu Akbar, Allahu Akbar,
Allahu Akbar, La ilaha Illa Allah,
Allahu Akbar, Wa Lillahi ‘l-
Hamd
Kaum muslimin dan
muslimat yang dirahmati dan
dimuliakan Allah.
Di pagi ini, di tempat yang
mulia ini, ratusan kaum
muslimin menunaikan salat Idul
Adha 10 Dzulhijah 1429
Hijriyah. Di tempat ini dan di
tempat-tempat lain di belahan
bumi pada 10 Dzulhijah setiap
tahun umat Islam dalam ratusan juta mengumandangkan takbir, tahlil, dan
tahmid ke angkasa lepas sebagai rasa syukur kepada Allah, dan pengakuan selaku
hamba terhadap ke-Esa-an Allah serta pernyataan untuk selalu taat kepada-Nya.
Bersama itu pula, hari ini di kota suci Mekah Al Mukaromah, umat Islam dari
berbagai bangsa dan negara mengadakan pertemuan akbar, dalam rangka
menunaikan ibadah haji, memenuhi panggilan Allah.
Rasulullah saw. bersabda yang artinya: “Barang siapa hendak mengerjakan
haji, maka bersegeralah, karena dia mungkin akan sakit, hilang kesempatan, dan
kebutuhan lain.” (HR. Ahmad, Hakim, dan Abu Dawud dari Ibnu Abbas).
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, La ilaha Illa Allah, Allahu Akbar,
Wa Lillahi ‘l-Hamd.
Kaum muslimin dan muslimat yang dirahmati dan dimuliakan Allah.
Sebuah peristiwa agung yang perlu kita teladani pada momentum Idul Adha
ini adalah perjuangan Nabi Ibrahim a.s., yang dengan pengorbanannya telah
berhasil mewujudkan momentum ibadah haji dan syariat penyembelihan hewan
kurban bagi orang-orang mukmin sampai sekarang. Di hari yang bersejarah ini,
kita diingatkan kembali kepada perjuangan dan pengorbanan Nabi Ibrahim a.s.,
dan juga nabi-nabi yang lain, dalam menghadapi setiap tantangan dan cobaan,
baik yang datang dari dalam diri maupun masyarakat sekitarnya. Pelajaran yang
dapat kita petik adalah semakin kuat iman seseorang semakin besar pula cobaan
dan ujian yang dihadapinya. Ibarat sebuah pohon yang semakin tinggi, maka
semakin besar pula angin menerpanya.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, La ilaha Illa Allah, Allahu Akbar,
Wa Lillahi ‘l-Hamd
Kaum muslimin dan muslimat yang dirahmati dan dimuliakan Allah.
Ketika detik-detik pengorbanan yang dramatis itu akan berlangsung, terjadilah
dialog antara Ibrahim dan putranya Ismail, yang sangat menggugah hati dan
perasaan, sebagai contoh kuatnya iman dan takwa mereka kepada Allah swt.
Ibrahim berkata: “Wahai anakku, sungguh aku melihat dalam mimpi bahwa
aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu!” Ismail menjawab:
“Wahai ayahku, apa yang diperintahkan kepadamu, Insya Allah ayah akan
mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS As Shafat 102).
Begitu mengharukan proses pengorbanan itu, terlebih lagi ketika Ismail
dengan penuh tawakal memohon kepada Ayahnya, “Wahai ayah! Ikatlah kaki
dan tangan saya kuat-kuat, agar gelepar tubuh saya tidak membuat ayah bimbang.
Telungkupkan tubuh saya sehigga muka menghadap ke tanah, supaya ayah tidak
melihat wajah saya. Ayah! Jagalah darahku jangan sampai memerciki pakaian
ayah karena bisa menyebabkan perasaan iba, sehingga akan mengurangi pahala.
Dan asahlah pisau itu tajam-tajam, agar penyembelihan berjalan lancar. Wahai
ayah! Baju saya yang berlumur darah nanti, bawalah pulang dan serahkan pada
ibu, dan sampaikan salamku kepadanya, semoga beliau sabar menerima ujian
ini.”
Maka tatkala keduanya telah berserah diri, dan Ibrahim telah merebahkan
Ismail, meletakkan pipinya di atas tanah. Lalu kami panggillah ia. “Wahai Ibrahim,
telah engkau turuti perintah itu!” Demikianlah, Kami akan membalas orangorang
yang berbuat baik. Ketahuilah, bahwa perintah ini hanyalah ujian yang
nyata.” (QS. As Shafat 103-106).
Akhirnya Nabi Ibrahim a.s. dilarang menyembelih putranya, setelah
dinyatakan Allah lulus menjalani ujian. Sebagai gantinya, Allah swt.
memerintahkan Ibrahim untuk menyembelih binatang kurban. Dan sejak itu
maka sebagai tanda bersyukur beliau pada waktu tertentu secara kontinu
menyembelih hewan untuk ibadah kurban.
Kaum muslimin dan muslimat yang dirahmati dan dimuliakan Allah.
Pada hari Idul Adha yang bersejarah ini, kita dihadapkan pada sebuah cermin
kehidupan tentang makna perjuangan yang telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim
a.s. Sebagai umat Nabi Muhammad saw. yang merupakan penerus perjuangan
Nabi Ibrahim a.s., mari kita tegakkan amar maruf nahi munkar. Kepada sesama
Muslim, kita diwajibkan untuk saling mengingatkan. Jika ternyata berbagai
bentuk kebatilan dan kemunkaran masih terus merajalela di negeri ini, kiranya
kita perlu bercermin diri. Apakah greget perjuangan, dan pengorbanan untuk
dakwah kita selama ini sudah maksimal, atau justru masih ogah-ogahan dan masih
suka tawar menawar?
Cobalah kita perhatikan dengan kejernihan hati dan kecerdasan akal pikiran,
betapa pengaruh gaya hidup materialistis dan sekuler telah mengakibatkan
fenomena-fenomena kehidupan di semua lapisan masyarakat kita menjadi sangat
mengkhawatirkan. Hal ini dapat kita lihat dari gejala-gejala yang ada dan praktikpraktik
kehidupan masyarakat kita, yang lebih cenderung meniru gaya hidup
Barat.
Akhirnya, untuk mengakhiri khotbah ini, marilah kita menyampaikan
harapan berupa doa kepada Allah yang Maha Pengampun, Maha Penyayang
dalam suasana Idul Adha yang berbahagia ini.
Alhamdulillahirabbil’alamin. Wal-aqibatu lilmuttaqin. Rabbanazalamna
‘anfusana wa inllamtagfirlana watarhamna lanakuna nanminal khasirin. Rabbana
atina fiddunya hasanataw wa fil-akhirati hasanataw wa qina azabannar.
Walhamdulillahirabbil-‘alamin.
Khotbah 2 (Agama Protestan)
Peta Allah
Pdt. Dr. Stephen Tong
Tuhan menciptakan manusia pada hari ke-6, sesudah alam semesta diciptakan.
Ini menunjukkan bahwa manusia itu penting, berharga di mata Tuhan. Segala
sesuatu diciptakan untuk manusia. Manusia diciptakan segambar dengan peta
dan teladan Allah. Hanya manusia yang mirip Tuhan.
Hanya manusia yang memiliki kemuliaan dan hormat Tuhan. Peta dan teladan
Allah di sini tidak bisa dipahami secara jasmani. Allah adalah Roh, karena itu kita
harus datang dengan roh dan kebenaran. Peta dan teladan Allah dapat dipahami
dengan hal-hal sebagai berikut di bawah ini.
1. Manusia adalah makhluk rohani
Manusia bisa berpikir dan merasakan melintasi materi.
Ini memungkinkan Roh Kudus bekerja, mengerti Firman, dan membuat
manusia mempunyai iman.
2. Manusia adalah makhluk yang mempunyai hati nurani
Nur berarti cahaya. Tuhan membagikan cahaya yang sangat mulia di dalam
hati manusia.
Hati kecil kita senang jika kita berbuat baik, dan menuduh jika berbuat jahat/
dosa.
3. Manusia adalah makhluk yang kekal
Allah itu kekal, dan Tuhan menciptakan manusia dengan sifat kekal pula.
Hidup manusia setelah mati tidak selesai, ia akan menghadap tahta Tuhan
untuk mempertanggungjawabkan kehidupannya di dunia. Jika manusia tidak
mengenal Tuhan, maka ia akan hidup tanpa penyertaan Tuhan selamalamanya.
4. Manusia memiliki rasio/pikiran
Hanya manusia yang dapat berpikir. Binatang, tumbuh-tumbuhan, atau tata
surya tidak bisa berpikir. Dengan rasio, maka manusia bisa mengerti kebenaran
Tuhan. Dengan rasio, manusia memiliki kesadaran diri.
Tapi bagaimanakah kehidupan manusia sekarang?
Manusia sudah jatuh dalam dosa. Dosa telah merusak semuanya. Manusia
mencoba mengenal Tuhan dengan caranya sendiri. Manusia hidup menuruti
hawa nafsu, tidak mau memerhatikan hati nuraninya, tidak mempedulikan
pertanggungjawaban saat pengadilan Tuhan. Manusia melawan kebenaran, dan
memakai rasio untuk membenarkan diri.
Sun Yat Sen membagi manusia menjadi tiga.
1. Manusia yang sadar sebelum berbuat dosa.
2. Manusia yang sadar setelah berbuat dosa.
Baru setelah kena penyakit kelamin, sadar telah berbuat zina.
Baru setelah semua hancur, sadar tawuran tidak baik.
3. Manusia yang dari awal hingga akhir tidak sadar akan dosanya.
Bagaimana dengan hidup Saudara?
Apakah hidup Saudara sudah mencerminkan peta dan teladan Allah?
Kalau belum, Saudara perlu Juruselamat yang menebus dosa Saudara. Saudara
perlu Tuhan Yesus.
Siapakah Tuhan Yesus?
Bandingkan Tuhan Yesus dengan tokoh-tokoh dunia sepanjang sejarah.
Yesus hidup suci, tanpa dosa. Dalam hidup-Nya yang suci dan tanpa dosa, Ia
disalib dan mati untuk menanggung hukuman manusia, hukuman yang
seharusnya kita terima. Karena manusia makhluk mulia, maka ia perlu ditebus.
Segeralah datang kepada Tuhan Yesus. Bawa dosa Anda kepada Dia, terima
Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Dia akan menyucikan dosa Saudara.
Tuhan memberkati.
Kerjakan latihan berikut ini!
1. Dari hasil simakanmu, coba kamu tulis pesan/isi dalam khotbah di atas!
2. Tulis terlebih dahulu pokok-pokok atau garis besar khotbah.
3. Kemudian buat kerangka penulisannya.
4. Susun kerangka isi pesan khotbah tersebut dengan bahasamu sendiri yang
mudah dipahami.
1. Bentuklah kelompok yang beranggotakan enam orang.
2. Pilih anggota kelompok sesuai dengan agama dan kepercayaan yang
sama.
3. Dengarkanlah khotbah dari media elektronik di radio, televisi, atau
tempat ibadah.
4. Jika perlu rekamlah.
5. Apa topik atau persoalan yang diangkat dalam khotbah tersebut?
6. Siapa nama orang yang berkhotbah?
7. Menurutmu, ditujukan kepada siapakah khotbah tersebut?
8. Berikan komentar terhadap isi khotbah tersebut!
9. Kemukakanlah isi khotbah tersebut dengan bahasa kelompok kalian
sendiri!
10. Laporkan hasilnya kepada guru.
Bahasa Indonesia Kelas XI sebelas 11 SMA/MA Program untuk IPA dan IPS
Sebagai orang yang beragama dan beriman, kamu tentu sering mendengarkan
khotbah sesuai dengan agama yang kamu anut, bukan? Jika kamu seorang
muslim, setiap seminggu sekali pasti kamu mendengar khotbat Jumat di masjid.
Jika kamu seorang kristiani, setiap pergi ke gereja seorang pastur menyampaikan
khotbah kepada jemaatnya. Dan jika kamu menganut agama atau kepercayaan
lain, pastinya juga akan kamu dengarkan khotbah dari pemuka agama tersebut.
Khotbah adalah semacam pidato terutama yang menguraikan ajaran agama dan
kepercayaan. Orang yang berkhotbah dinamakan khotib.
2. Cara Menemukan Isi Pokok Khotbah
Pada saat mendengarkan sebuah khotbah, kamu harus memerhatikan
beberapa hal. Hal-hal yang perlu kamu lakukan adalah sebagai berikut.
a. Tulislah dahulu rincian dari khotbah, langkahnya sebagai berikut.
1) Tulis judul atau tema yang diangkat dalam khotbah.
2) Nama pengkhotbah dan latar belakangnya.
3) Waktu dan tempat khotbah.
b. Temukan isi pokok khotbah, langkahnya sebagai berikut.
1) Dengarkanlah dengan saksama dan penuh konsentrasi, khotbah yang akan
disampaikan.
2) Buatlah catatan kecil untuk mencatat kata-kata yang menjadi kunci garis
besar khotbah.
3) Susunlah kata-kata kunci menjadi sebuah kerangka dasar (pokok-pokok)
isi khotbah.
4) Mengembangkan kerangka khotbah menjadi sebuah rangkuman khotbah
yang baik, dengan tidak mengubah isinya.
3. Berlatih Mendengarkan Khotbah dan Menemukan Isi Pokoknya
Sebagai media berlatih, berikut ini ada dua teks khotbah. Coba dengarkan
dengan saksama sesuai dengan agama dan ajaran yang kamu anut (Islam atau
Protestan).
Namun, jika agamamu selain Islam dan Protestan kamu dapat mendengarkan
dan merekam khotbah menurut agamamu bersama temanmu yang seagama.
Khotbah 1 (Agama Islam)
Berkurban untuk Kebajikan dan Keteladanan
Oleh Faozan Amar, S.Ag, M.M.
Allahu Akbar, Allahu Akbar,
Allahu Akbar, La ilaha Illa Allah,
Allahu Akbar, Wa Lillahi ‘l-
Hamd
Kaum muslimin dan
muslimat yang dirahmati dan
dimuliakan Allah.
Di pagi ini, di tempat yang
mulia ini, ratusan kaum
muslimin menunaikan salat Idul
Adha 10 Dzulhijah 1429
Hijriyah. Di tempat ini dan di
tempat-tempat lain di belahan
bumi pada 10 Dzulhijah setiap
tahun umat Islam dalam ratusan juta mengumandangkan takbir, tahlil, dan
tahmid ke angkasa lepas sebagai rasa syukur kepada Allah, dan pengakuan selaku
hamba terhadap ke-Esa-an Allah serta pernyataan untuk selalu taat kepada-Nya.
Bersama itu pula, hari ini di kota suci Mekah Al Mukaromah, umat Islam dari
berbagai bangsa dan negara mengadakan pertemuan akbar, dalam rangka
menunaikan ibadah haji, memenuhi panggilan Allah.
Rasulullah saw. bersabda yang artinya: “Barang siapa hendak mengerjakan
haji, maka bersegeralah, karena dia mungkin akan sakit, hilang kesempatan, dan
kebutuhan lain.” (HR. Ahmad, Hakim, dan Abu Dawud dari Ibnu Abbas).
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, La ilaha Illa Allah, Allahu Akbar,
Wa Lillahi ‘l-Hamd.
Kaum muslimin dan muslimat yang dirahmati dan dimuliakan Allah.
Sebuah peristiwa agung yang perlu kita teladani pada momentum Idul Adha
ini adalah perjuangan Nabi Ibrahim a.s., yang dengan pengorbanannya telah
berhasil mewujudkan momentum ibadah haji dan syariat penyembelihan hewan
kurban bagi orang-orang mukmin sampai sekarang. Di hari yang bersejarah ini,
kita diingatkan kembali kepada perjuangan dan pengorbanan Nabi Ibrahim a.s.,
dan juga nabi-nabi yang lain, dalam menghadapi setiap tantangan dan cobaan,
baik yang datang dari dalam diri maupun masyarakat sekitarnya. Pelajaran yang
dapat kita petik adalah semakin kuat iman seseorang semakin besar pula cobaan
dan ujian yang dihadapinya. Ibarat sebuah pohon yang semakin tinggi, maka
semakin besar pula angin menerpanya.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, La ilaha Illa Allah, Allahu Akbar,
Wa Lillahi ‘l-Hamd
Kaum muslimin dan muslimat yang dirahmati dan dimuliakan Allah.
Ketika detik-detik pengorbanan yang dramatis itu akan berlangsung, terjadilah
dialog antara Ibrahim dan putranya Ismail, yang sangat menggugah hati dan
perasaan, sebagai contoh kuatnya iman dan takwa mereka kepada Allah swt.
Ibrahim berkata: “Wahai anakku, sungguh aku melihat dalam mimpi bahwa
aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu!” Ismail menjawab:
“Wahai ayahku, apa yang diperintahkan kepadamu, Insya Allah ayah akan
mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS As Shafat 102).
Begitu mengharukan proses pengorbanan itu, terlebih lagi ketika Ismail
dengan penuh tawakal memohon kepada Ayahnya, “Wahai ayah! Ikatlah kaki
dan tangan saya kuat-kuat, agar gelepar tubuh saya tidak membuat ayah bimbang.
Telungkupkan tubuh saya sehigga muka menghadap ke tanah, supaya ayah tidak
melihat wajah saya. Ayah! Jagalah darahku jangan sampai memerciki pakaian
ayah karena bisa menyebabkan perasaan iba, sehingga akan mengurangi pahala.
Dan asahlah pisau itu tajam-tajam, agar penyembelihan berjalan lancar. Wahai
ayah! Baju saya yang berlumur darah nanti, bawalah pulang dan serahkan pada
ibu, dan sampaikan salamku kepadanya, semoga beliau sabar menerima ujian
ini.”
Maka tatkala keduanya telah berserah diri, dan Ibrahim telah merebahkan
Ismail, meletakkan pipinya di atas tanah. Lalu kami panggillah ia. “Wahai Ibrahim,
telah engkau turuti perintah itu!” Demikianlah, Kami akan membalas orangorang
yang berbuat baik. Ketahuilah, bahwa perintah ini hanyalah ujian yang
nyata.” (QS. As Shafat 103-106).
Akhirnya Nabi Ibrahim a.s. dilarang menyembelih putranya, setelah
dinyatakan Allah lulus menjalani ujian. Sebagai gantinya, Allah swt.
memerintahkan Ibrahim untuk menyembelih binatang kurban. Dan sejak itu
maka sebagai tanda bersyukur beliau pada waktu tertentu secara kontinu
menyembelih hewan untuk ibadah kurban.
Kaum muslimin dan muslimat yang dirahmati dan dimuliakan Allah.
Pada hari Idul Adha yang bersejarah ini, kita dihadapkan pada sebuah cermin
kehidupan tentang makna perjuangan yang telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim
a.s. Sebagai umat Nabi Muhammad saw. yang merupakan penerus perjuangan
Nabi Ibrahim a.s., mari kita tegakkan amar maruf nahi munkar. Kepada sesama
Muslim, kita diwajibkan untuk saling mengingatkan. Jika ternyata berbagai
bentuk kebatilan dan kemunkaran masih terus merajalela di negeri ini, kiranya
kita perlu bercermin diri. Apakah greget perjuangan, dan pengorbanan untuk
dakwah kita selama ini sudah maksimal, atau justru masih ogah-ogahan dan masih
suka tawar menawar?
Cobalah kita perhatikan dengan kejernihan hati dan kecerdasan akal pikiran,
betapa pengaruh gaya hidup materialistis dan sekuler telah mengakibatkan
fenomena-fenomena kehidupan di semua lapisan masyarakat kita menjadi sangat
mengkhawatirkan. Hal ini dapat kita lihat dari gejala-gejala yang ada dan praktikpraktik
kehidupan masyarakat kita, yang lebih cenderung meniru gaya hidup
Barat.
Akhirnya, untuk mengakhiri khotbah ini, marilah kita menyampaikan
harapan berupa doa kepada Allah yang Maha Pengampun, Maha Penyayang
dalam suasana Idul Adha yang berbahagia ini.
Alhamdulillahirabbil’alamin. Wal-aqibatu lilmuttaqin. Rabbanazalamna
‘anfusana wa inllamtagfirlana watarhamna lanakuna nanminal khasirin. Rabbana
atina fiddunya hasanataw wa fil-akhirati hasanataw wa qina azabannar.
Walhamdulillahirabbil-‘alamin.
Khotbah 2 (Agama Protestan)
Peta Allah
Pdt. Dr. Stephen Tong
Tuhan menciptakan manusia pada hari ke-6, sesudah alam semesta diciptakan.
Ini menunjukkan bahwa manusia itu penting, berharga di mata Tuhan. Segala
sesuatu diciptakan untuk manusia. Manusia diciptakan segambar dengan peta
dan teladan Allah. Hanya manusia yang mirip Tuhan.
Hanya manusia yang memiliki kemuliaan dan hormat Tuhan. Peta dan teladan
Allah di sini tidak bisa dipahami secara jasmani. Allah adalah Roh, karena itu kita
harus datang dengan roh dan kebenaran. Peta dan teladan Allah dapat dipahami
dengan hal-hal sebagai berikut di bawah ini.
1. Manusia adalah makhluk rohani
Manusia bisa berpikir dan merasakan melintasi materi.
Ini memungkinkan Roh Kudus bekerja, mengerti Firman, dan membuat
manusia mempunyai iman.
2. Manusia adalah makhluk yang mempunyai hati nurani
Nur berarti cahaya. Tuhan membagikan cahaya yang sangat mulia di dalam
hati manusia.
Hati kecil kita senang jika kita berbuat baik, dan menuduh jika berbuat jahat/
dosa.
3. Manusia adalah makhluk yang kekal
Allah itu kekal, dan Tuhan menciptakan manusia dengan sifat kekal pula.
Hidup manusia setelah mati tidak selesai, ia akan menghadap tahta Tuhan
untuk mempertanggungjawabkan kehidupannya di dunia. Jika manusia tidak
mengenal Tuhan, maka ia akan hidup tanpa penyertaan Tuhan selamalamanya.
4. Manusia memiliki rasio/pikiran
Hanya manusia yang dapat berpikir. Binatang, tumbuh-tumbuhan, atau tata
surya tidak bisa berpikir. Dengan rasio, maka manusia bisa mengerti kebenaran
Tuhan. Dengan rasio, manusia memiliki kesadaran diri.
Tapi bagaimanakah kehidupan manusia sekarang?
Manusia sudah jatuh dalam dosa. Dosa telah merusak semuanya. Manusia
mencoba mengenal Tuhan dengan caranya sendiri. Manusia hidup menuruti
hawa nafsu, tidak mau memerhatikan hati nuraninya, tidak mempedulikan
pertanggungjawaban saat pengadilan Tuhan. Manusia melawan kebenaran, dan
memakai rasio untuk membenarkan diri.
Sun Yat Sen membagi manusia menjadi tiga.
1. Manusia yang sadar sebelum berbuat dosa.
2. Manusia yang sadar setelah berbuat dosa.
Baru setelah kena penyakit kelamin, sadar telah berbuat zina.
Baru setelah semua hancur, sadar tawuran tidak baik.
3. Manusia yang dari awal hingga akhir tidak sadar akan dosanya.
Bagaimana dengan hidup Saudara?
Apakah hidup Saudara sudah mencerminkan peta dan teladan Allah?
Kalau belum, Saudara perlu Juruselamat yang menebus dosa Saudara. Saudara
perlu Tuhan Yesus.
Siapakah Tuhan Yesus?
Bandingkan Tuhan Yesus dengan tokoh-tokoh dunia sepanjang sejarah.
Yesus hidup suci, tanpa dosa. Dalam hidup-Nya yang suci dan tanpa dosa, Ia
disalib dan mati untuk menanggung hukuman manusia, hukuman yang
seharusnya kita terima. Karena manusia makhluk mulia, maka ia perlu ditebus.
Segeralah datang kepada Tuhan Yesus. Bawa dosa Anda kepada Dia, terima
Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Dia akan menyucikan dosa Saudara.
Tuhan memberkati.
Kerjakan latihan berikut ini!
1. Dari hasil simakanmu, coba kamu tulis pesan/isi dalam khotbah di atas!
2. Tulis terlebih dahulu pokok-pokok atau garis besar khotbah.
3. Kemudian buat kerangka penulisannya.
4. Susun kerangka isi pesan khotbah tersebut dengan bahasamu sendiri yang
mudah dipahami.
1. Bentuklah kelompok yang beranggotakan enam orang.
2. Pilih anggota kelompok sesuai dengan agama dan kepercayaan yang
sama.
3. Dengarkanlah khotbah dari media elektronik di radio, televisi, atau
tempat ibadah.
4. Jika perlu rekamlah.
5. Apa topik atau persoalan yang diangkat dalam khotbah tersebut?
6. Siapa nama orang yang berkhotbah?
7. Menurutmu, ditujukan kepada siapakah khotbah tersebut?
8. Berikan komentar terhadap isi khotbah tersebut!
9. Kemukakanlah isi khotbah tersebut dengan bahasa kelompok kalian
sendiri!
10. Laporkan hasilnya kepada guru.